Senin, 08 November 2010

FILOSOFI ASKETISME

APAKAH ada orang jujur sekarang ini?  Apakah ada orang yang mengajarkan kesederhanaan? Apakah ada orang yang selalu ingin mengatakan kebenaran? Tidak mudah menjawab siapakah pemiliik paham asketisme yang sejati.  Tidak ada, kalau kita bicara dalam konteks kesempurnaan manusia.  Tapi mungkin ada ketika kita bicara personifikasi sosok seperti yang menjadi pertanyaan di atas. Oh ya, asketisme adalah paham yang mengajarkan kesederhanaan, kebenaran dan kejujuran.

FILOSOFI MANUK GAOK

Di daerah Sokaraja, Banyumas, manuk Gaok beberapa puluh tahun silam, adalah salah burung yang ditakuti. Manuk Gaok adalah sebutan lain untuk Burung Gagak yang berwarna hitam. Mengapa ditakuti? Konon, ketika terdengar Manuk Gaok itu bersuara dan kemudian hinggap di salah satu rumah, artinya akan ada salah satu anggota keluarga [di rumah yang dihinggapi] yang bakal meninggal.

FILOSOFI SOL SEPATU

Anda punya sepatu? Terserah apapun mereknya. Tapi bagaimana rasanya bila sepatu yang murah, mahal, dan sangat mahal yang Anda punya itu sol sepatunya mulai aus, berlubang atau menipis? Masihkah terasa nyaman? Masihkah tetap terasa berharga ratusan ribu atau malah puluhan juta? Saya jamin tidak!

FILOSOFI BAYI MERAH

Siapa yang berani membantah kita dilahirkan dalam wujud bayi merah? Siapa yang menyangkal ketika bayi, kita adalah manusia lemah, tak berdaya dan selalu bergantung pada orang lain? Tak ada kesombongan, belagu, sok-sokan atau suka pamer. 
Mau minta susu, harus nangis. Minta makan, nangis. Tak ada yang bisa dilakukan tanpa menangis. Semuanya tergantung pada orang lain.  Semuanya terserah orang yang lebih dewasa. Benar-benar tak bisa berbuat apa-apa.

FILOSOFI KENTUT

SIAPAPUN akan menganggap kentut adalah tindakan yang tidak sopan dan kurang ajar. Apalagi kalau kemudian diimbuhi dengan aroma yang menyesakkan dada. Gas buang dari dalam tubuh ini memang “senjata ampuh”  untuk “mengacaukan” suasana. Segala sumpah serapah dan caci maki biasanya langsung bermunculan tatkala terdengar suara kentut.
Tapi tahukah kita mengapa Tuhan repot-repot menciptakan tubuh manusia dengan asesorisnya termasuk persoalan kentut tadi? Mengapa harus ada bau “busuk” seiring keluarnya kentut tadi? Pernahkah kita iseng-iseng melihat dari sisi lain diluar pandangan tidak sopan dan kurang ajar tadi?

FILOSOFI ANJING

Siapa yang tak kenal dengan binatang berkaki empat ini? Konon, anjing adalah binatang yang paling setia kepada tuannya. Konon pula, anjing juga binatang yang paling disebut-sebut oleh manusia. Tidak percaya?
Ketika Anda merasa jengkel, sebal dan marah dengan seseorang, umpatan apa yang paling sering terlontar? Meski belum ada riset khusus, tapi ‘anjinglah’ yang paling sering dipakai sebagai bahan makian. Di jalanan ketika macet, bisa-bisa semua orang berubah menjadi binatang berkaki empat ini lantaran semuanya mengeluarkan seruan yang sama.
Apa salah anjing?

FILOSOFI KUPU-KUPU

Kupu-kupu yang lucu, kemana engkau pergi
Hilir mudik mencari, bunga-bunga yang mekar
Masihkah ingatkah Anda dengan penggalan lagu anak-anak itu? Mungkin kalau anak-anak sekarang tidak terlalu akrab dengan lagu tersebut. Maklumlah, lagu sederhana dengan lirik apik itu kalah bersaing pop-star macam radja, Peterpan atau Samsons. Padahal pesannya bagus. Tapi pernahkah kita mencoba mengorek makna apa yang terkandung dalam lagu anak-anak itu?
Siapa sih yang mau repot bicara soal kupu-kupu? Bisa-bisa ‘dituduh’ kurang kerjaan saja. Padahal dari serangga indah ini, kita bisa belajar banyak hal. Tak Cuma soal bagaimana mereka hinggap pada bunga-bunga yang mekar dan menebarkan ‘pertolongan’ pada bunga itu untuk berbuah dan berbunga, tapi bagaimana alam lewat kupu-kupu memberi arti makna berbuah.

FILOSOFI RANTING KERING

KETIKA REMAJA, saya termasuk sering berkemah atau kemping. Bersama beberapa kawan, saya memilih lokasi-lokasi yang dekat dengan pegunungan. Alasannya sederhana, ingin cari udara segar dan hawa pegunungan yang dingin membuat badan terasa lebih fresh.
Sambil bercengkerama sembari genjrang-genjreng gitar, nyanyi asal sekadar meramaikan suasana, saya benar-benar seperti terbebas dari sumpek udara kota. Benar-benar menyegarkan.
Disela-sela nyanyi-nyanyi tadi, saya dan teman-teman biasanya mencari rantihng kering yang berserakan. Potongan ranting yang sudah kering kami kumpulkan dan kemudian kita pakai bersama-sama untuk api unggun.  Ranting kering itu  terbakar dan memberi kehangatan di udara pegunungan yang biasanya makin malam makin dingin.