Kamis, 21 Oktober 2010

Tragedi Cinta

dikutip dari: http://cerpen.net/cerpen-cinta/tragedi-cinta.html

 Ia memandang jendela kamar tempatnya terdiam melamun berharap pelangi muncul setelah hujan lebar itu menghiasi rumahnya dari balik kaca. Kemudian dari arah jendelanya terlihat seorang pria turun dari motornya dengan keadaan basah kuyub, Selvi melihat pria itu seperti berteduh di depan rumahnya dengan kedinginan. Ia masih memperhatikan pria itu dengan sebuah tas gitar yang ia lindungin lebih berharga dari tubuhnya dan akhirnya hatinya ibah dan segera keluar dari rumahnya. Dengan sebuah payung ia mendekati pria itu. Kemudian membuka pintu gerbangnya. “Masuk yuk, daripada kehujanan..” tawar Selvi dan pria itu menatapnya dengan tersenyum “Yakin gapapa.. !” ujar pria itu sopan “Serius.. dirumah ini gua tinggal sendiri. Ayo!!” Pria itu pun memarkirkan motornya di halaman rumah selvi yang sederhana. Kemudian Selvi mengajaknya duduk diruangan teras rumahnya. Mengambilkan sebuah handuk kering untuk mengeringkan sisa sisa hujan. Namun pria itu lebih memilih membersihkan gitalnya kebanding dirinya. Angel hanya tersenyum kecil memperhatikan tingkah pria berkulit putih dan bermata sipit tersebut. “Kok gitarnya dulu yang di keringin. Bukannya kamu sih?” “Iya gapapa. Ini nyawa pertama aku. Jadi penting juga!” “Wow.. emang gital itu buat apa” “Gua Thomas. Gua seorang gitaris band amatiran namanya Superband.” “Wah.. gitu ya. Pantesan. Denger denger. Seorang pemusik selalu menganggap alat musik sebagai nyawanya. Aku pikir tadinya Cuma rumor, dan ternyata benar ya!” “Hehehe. Gitulah.. emang kamu bisa main alat musik juga?” “hm..” Selvi terdiam menatap gital klasik yang dimiliki pria tersebut. “Sedikit bisa main piano, dulu sempat les tapi sekarang uda bodoh kali ya. tapi gitar ga bisa deh.. pengen belajar sih, tapi ga ada waktu , sibuk kuliah hahaha!” “Oh gitu ya.. emangnya kamu kuliah dimana?” “STIKOM.. deket sini. Bukan asli dari kota ini. Rumahnya ini kontrak. Makanya jangan heran kalau aku sendirian !” “Hahaha.. gitu ya..!” Selvi kemudian menawarkan secangkir kopi hangat kepada pria itu. Thomas begitu tersanjung dengan kabaikan gadis yang baru ia kenal tersebut. Kemudian mereka terlibat pembicaraan yang sulit dipercaya. Dekat dalam pandangan dan perkenalan pertama. Hujan mulai redah. Thomas harus segera kembali ke kafe tempat ia bekerja dan ia pun meminta pamit kepada Selvi. Selvi senang berkenalan dengan pria tersebut. “Thks, uda kasih tempat buat aku beteduh, jasa kamu pasti aku balas kelak hehe!” “Idih. Pemusik emang romantis kata katanya. Hm.. gimana kalau kamu ajarin aku main gitar aja..!” “Benar.. wah dengan senang hati aku mau ajarin gadis secantik kamu. Tunggu ya kapan aku sempat pasti aku datang ke tempat kamu.” “Janji ya..!” “Janji pasti..!!” Dan perkenalan itu menjadi awal kedekatan mereka. Setelah itu Thomas benar benar menepati janjinya untuk mengajarkan Selvi bermain gital dari nol hingga mulai menarik petikan nada dari gitar klasik yang dipinjamkan oleh Thomas. Selvi mulai menyukai musik sejak saat itu. Ia selalu menantikan guru les gitar barunya tersebut disetiap kesempatan waktu yang ada. Selvi juga pria yang sangat baik dan memberikan kesan yang sempurna dalam waktunya tersebut. Thomas juga melihat sebuah potensi besar dalam lengkingan suara yang dimiliki Selvi, kebetulan di dalam bandnya salah satu personel singer memutuskan mundur untuk mencari peluang kerja yang lebih baik daripada menjadi seorang anggota band. Selvi sempat ragu untuk menjadi singer dalam kelompok band tersebut. Namun akhirnya dorongan dan semangat yang diberikan oleh Thomas membuat ia berani untuk menyatakan dirinya bersedia. Ternyata, pilihan Thomas kepada Selvi tidaklah salah. Band mereka mulai banyak menarik minat kafe kafe untuk memberikan porsi konser kepada mereka. Selvi mulai giat menjadi singer dan sempat membuat kuliahnya terbelangkalai. Ada hal lain yang ia sembunyikan dalam kebersamaan bandnya. Ia mulai menyadari dirinya jatuh cinta pada Thomas. Namun Thomas selalu menegaskan kepada seluruh tim untuk menggapai cita cita mereka terlebih dahulu menjadi band sukses ketimpang mengurusi urusan pribadi mereka termasuk cinta. Kebesaran nama band mereka belum cukup untuk membuat band tersebut masuk dalam dapur rekaman, beberapa kali ditolak oleh pengusaha rekaman. Membuat Thomas putus asa. Disaat itulah Selvi yang selalu hadir memberikan dorongan, cinta antara mereka tak lagi dapat disembuyikan. Sejak saat itu mereka menjadi sepasang kekasih yang selalu bersama. Dan waktu pun berjalan, seiring mimpi mereka menjadi band sukses juga diikuti oleh kisah cinta mereka yang begitu indah. Mereka kemudian mengubah nama group tersebut menjadi APPLE. Dengan tambahan dua orang nama yang awalnya hanya bertiga. Kini mereka berjumlah lima orang termasuk Selvi, Thomas. Gerry, Nita dan Hendra. Dua orang anggota baru itu adalah dua bersaudara Nita dan Hendra yang mempunyai kemampuan piano ( Nita) dan Biola (Hendra).lengkaplah personal mereka untuk menggapai secara ulang cita cita mereka. Mereka berkomitmen untuk menjadi bintang besar,. Dan kesempatan itu terbuka ketika sebuah audisi Band dilakukan dikota mereka. Gerry dan Thomas adalah sahabat dekat yang selalu bersama sejak kecil. Namun Gerry memiliki sebuah kebiasaan yang buruk sehingga memiliki beberapa musuh yang selalu datang untuk mengajaknya berkelahi. Sifatnya yang temperamental selalu membuat masalah dan itu terjadi ketika ia secara tak sengaja berdebat dengan salah satuh anggota band lain yang terlihat iri dengan kesuksesan band Apple. Perdebatan itu menjadi masalah besar pribadi yang tersimpan. selvi mulai mahir menciptakan lagu dengan gitar. Ia juga mulai sering bolos kuliah untuk kepentingan bandnya. Namun ia rela melakukan semau itu demi cita cita dan mimpinya bersama sang kekasih, Thomas. Hubungan mereka begitu dekat dan sulit untuk dipisahkan selamanya. Teringat ketika disuatu hari paling indah dalam kenangan hidup mereka. Disaat bersama dalam keadaan romantis. “Thom, kira kira kalau kita sukses kelak. Kamu punya cita cita apa lagi!” Tanya Selvi “Hehehe. Kamu yakin mau tau..!” “Iya , apa sih?” “Aku mau menikah sama kamu, mau jadi suami dari gadis yang aku paling cintai sedunia. Dan itu adalah kamu,, !!”tegas Thomas “Terima kasih ya. Aku juga berharap begitu. Tidak ada pria lain di hidup aku selain kamu. Hanya kamu yang telah membuat hidup aku begitu indah. Kalau pun suatu saat ada yang lain dalam hidup aku. Itu bukan orang lain. Tapi gitar ini…” ungkap Selvi memperlihatkan gitar yang diberikan Thomas padanya ketika memulai belajar bermusik “Hahaha. Kamu ada ada aja. Masa aku disamakan kayak gitar.. “ “Kan belajar dari kamu. Ingat kan ketika pertama kali kenalan , kamu bilang gitar ini nyawa kedua kamu..” Mereka pun tertawa dan saling berpelukan. “Terima kasih ya. Sel. Mungkin kita adalah takdir paling indah yang diciptakan Tuhan, semoga apa yang kita impikan tidak pernah terpisah walau maut memisakah kita” “Jika maut memisahkan kita dengan darah, aku pun akan ikut dengan darah. Jika Tuhan memisahkan kita dengan raga. Akupun akan ikut dengan ragamu!” Thomas terdiam mendengarkan kata kata dari wanita itu. Begitu indah namun juga begitu sedih bila untuk diungkapkan. “Jangan ngomong gitulah.. kesannya aku mau pergi aja hehehe!” *** Band mereka pun tiba pada waktunya untuk melakukan konser audisi. Mereka telah lolos ke babak final dan bersaing dengan salah satu kandidat yang sempat membuat keributan dengan Gerry. Mereka telah bersiap di hari final. Selvi sedang menghadapi ujian ketika itu. Ia memutuskan untuk pergi dan berangkat sendiri dengan taksi menuju tempat audisi. Sedangkan Thomas dan Gerry pergi bersama begitu pula dengan dua kakak beradik Nita dan Hendra. Perjalanan berjalan baik untuk Selvi menuju lokasi audisi. Ketika tiba ia telah ditunggu oleh Nita dan Hendra. Namun mereka tidak melihat hadirnya Thomas dan Gerry. Sedangkan band mereka sebentar lagi akan melakukan audisi. Mereka menjadi limpung dan bingung. Nomor telepon kedua anggota band tersebut masih sulit dihubungin. Hingga panggilan konser untuk band mereka hanya memiliki sisa waktu 5 menit. Mereka mulai cemas. Tiba tiba sebuah telepon tersambung ke Handphone milik Selvi. “Selvi ya.. ini aku Gerry” kata Gerry “Kalian kemana sih, bukannya cepat datang. Bentar lagi kita udah masuk audisi!” “Selvi maaf, gua minta maaf sekali ini aja!!” “Maaf kenapa?” Tanya Selvi kesal “aku dan Thomas ga bisa datang ke audisi kali ini. Ada urusan mendadak. Ini benar benar penting buat hidup kita. “ “Hah. Tapi band ini tanpa kalian berdua mana jalan?” keluh Selvi “Selvi. Kamu tau kan mimpi kita selama ini. Menjadi band besar. Dan inilah kesempatan kita. Jangan gagalkan semuanya hanya karena kita tidak datang. Aku mohon. Sekali ini jangan Tanya kenapa. Teruskan mimpi kita. Aku mohon Selvi!” suara isak tangis terdengar dari Gerry Selvi terdiam dan mulai curiga dengan tangis tersebut. “Thomas mana..?” “Thomas.. dia.. dia lagi ke toilet. Dia sakit perut. Jadi kamu cepatan audisi dulu. Setelah audisi aku akan telepon kamu lagi.. selamat berjuang ya Selvi” Gerry menutup telepon itu dan Selvi hanya bisa memanggil namun perbincangan itu berakhir. Selvi menatap Nita dan Hendra. Kemudian ia tak ingin mimpi serta cita cita band mereka berakhir begitu saja. Sekarang ia harus berusaha sendiri berjuang untuk band mereka. Dengan semangat tinggi ia pun masuk keruang audisi. Ia melantunkan sebuah lagu yang menjadi andalan band mereka. Juri sempat bertanya anggota lain yang kurang. Dengan spontan Selvi menjawab berhalangan. Namun menyakinkan Juri dengan tiga orang saja mereka dapat melanjutkan audisi tersebut. Audisi berakhir. Selvi membawa kekurangan itu dengan keberhasilan . band mereka menjadi juara. Mereka terlihat gembira memamerkan piala kebesaran mereka. Saling berpelukan. Mimpi indah telah menanti mereka menjadi band sukses. Diantara kegembiraan tersebut. Gerry kembali menelepon Selvi.Selvi dengan gembira menyambut telepon tersebut. “Gerry. Kita juara. Kita juara. Kita bisa jadi band dapur rekaman!!” teriak Selvi “Selamat ya. Sel. Gua mau jujur sama lo.. Thomas kritis. Dia dirawat dirumah sakit Ayo.kalau bisa lo secepatnya kesini!!” “Apa. Lo ga bercanda kan. Tadi lo bilang dia sakit perut..?” “Ceritanya panjang. Tapi gua harap lo segera kesini..!!” “OK. Hati Selvi mulai cemas dan gelisah. Ia segera menuju rumah sakit yang dikatakan oleh Gerry. Ketika tiba ia melihat gerry mengalami luka memar dengan balutan luka di kepalanya yang bocor karena benda tajam. Ia mulai ketakutan . kemudian di unit gawat darurat terlihat Thomas yang sedang tertidur pulas dengan alat Bantu pernafasan dengan beberapa dokter dan suster. Selvi tak bertanya banyak kepada Gerry ia segera menerobos masuk keruang tersebut. Mendekati Thomas sambil berteriak histeris. Suster dan dokter kemudian bertidak tegas memisakan gadis itu. Terlambat untuk Selvi , ia hanya sempat memeluk pria yang ia cintai terakhir kali sesaat nafasnya benar benar berakhir. Tangannya bergetar, dokter mulai melihat pasien kesulitan bernafas ketika Selvi datang. Thomas sepertinya merasakan kedatangan Selvi walau masih tertidur. Selvi ditarik keluar dari ruangan. Kemudian Nita memeluknya dan berusaha memberikan kekuatan untuk sabar. “Thomas kenapa..Thomas kenapa.? Kenapa bisa kayak gini?” teriak Selvi pada Gerry “Maafin aku Sell. Ini salah aku. Kalau saja aku ga bikin keributan di perjalan tadi kita ga mungkin kayak gini. Thomas tertusuk pisau ketika sedang menolong aku dari perkelahian dengan preman preman di jalan” Selvi terdiam dan berusaha tidak percaya. Ia mulai seperti panic dan tertawa sendiri. Sambil beberapa kali berkata semua hanya sandiwara. Dokter keluar dari pintu UGD dengan wajah penyesalan. Sambil berkata “Maafkan kami. Pasien mengalami luka yang cukup vital karena tertusuk dibagian leher sehingga menganggu pernafasan. Pasien telah meninggal” Selvi seketika beteriak histeris dan menerobos pintu kemudian mendekati Thomas yang telah mendingin. “Thom. Kalau kamu ga bisa bernafas sendiri biarkan aku memberikan nafas untuk kamu. Jangan pergi tinggalkan aku , Thom. Jangan thom.. “ Akhirnya kisah cinta itu berakhir sebagai kenangan. *** Selvi tak pernah bisa melupakan kisah cintanya pada Thomas . ia mencoba bertahan untuk hidup tanpa sang kekasih. Namun bayang bayang dan kenangan sang kekasih selalu hadir dalam hidupnya. Di balik kesedihan yang mendalam. Ia melihat gitar yang diberikan Thomas sebagai bagian dari hidup Thomas yang tersisa. Kemudian mulai memetik satu persatu nada yang akhirnya menciptakan sebuah lagu indah. Ia mulai mengingat janji terakhir pada sang kekasih yang tak pernah ia lupakan.  Nita dan Hendra begitu gembira , begitu pula Gerry ketika , Selvi menghubungi mereka untuk siap kembali bernyanyi. Mereka tidak menyia yiakan kebangkitan Selvi dari kesedihan, dan mengambil sebuah konser di sebuah kampus. Selvi terlihat lebih kurus daripada biasanya. Namun tidak kehilangan naluri untuk bernyanyi dan bermusiknya. Disatu kesempatan besar. , konser mereka diliput oleh berbagai media dan televise. Selvi berdiri menghadap penonton dengan penuh ketegaran. Ia mulai teringat satu sisi panggung melihat bayangan Thomas yang selalu memberikan senyuman disaat ia bernyanyi. Di panggung besar tersebut . Sellvi mulai membuka kata kata terakhirnya. “lagu ini aku buat ketika dibatas antara aku berusaha untuk bangkit dan mundur. Namun aku percaya. Lagu ini kelak dapat mewakili mimpi band kami untuk menjadi besar. Mimpi untuk menjadi bintang besar. Kupersembahan lagu ini untuk orang tercinta yang telah pergi untuk selamanya..” ujar Selvi dengan rauk penuh kesedihan namun tak menangis. Perlahan penonton konser mulai terdiam mendengarkan deringan petikan gitar dan suara Selvi yang begitu indah dengan ciptaan lagunya. Ada yang terhanyut hingga menangis. Dan lagu itu pun ditutup dengan sebuah tepuk tangan meriah yang luar biasa. Seorang penguasaha rekamana jatuh cinta pada lagu tersebut. Dan meminta nomor telepon yang dapat menghubungi band Apple.Selvi  meminta waktu untuk beristirahat pulang kerumahnya karena kelelahan. Nita dan kawan kawan membiarkan Selvi pergi dari mereka. Namun mereka tak pernah menyadari itu adalah kata kata terakhir Selvi. Ketika mereka tiba dirumah Selvi untuk membawa kabar gembira kontrak kerja rekaman yang luar biasa. Mereka telah ,menemukan Selvi dengan tetasan darah ditangan yang kemudian mengakhiri hidupnya dengan selembar lirik yang ia tetap pegang untuk persembahan terakhir hidupnya pada dunia yang akhirnya ia tinggalkan. Lagu tersebut kemudian menjadi sukses.. dan menyisakan pilu yang sangat mendalam Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar