Selasa, 31 Agustus 2010

Mahasiswa UGM Tolak Parkir Bayar

Selasa, 31 Agustus 2010 | 11:58 WIB
Yogyakarta, Kompas - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang menamakan diri Gerakan Tolak Komersialisasi Kampus atau Gertak UGM kembali berunjuk rasa. Namun, mereka gagal memberikan kain berisi tanda tangan dukungan petisi penolakan terhadap pemberlakuan kartu identitas kendaraan kepada rektor.
Lebih dari 100 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Ilmu Budaya berunjuk rasa di Balairung dengan membawa spanduk bertuliskan "Kami bukan sapi perah", "KIK: Kartu Izin Komersialisasi". "Identitas UGM sebagai kampus kerakyatan telah luntur," ujar koordinator Wisnu Prasetyo Utomo, Senin (30/8).
UGM dinilai lebih pentingkan keuntungan dan telah jadi kampus yang komersial dengan lahirnya beragam kebijakan seperti kartu identitas kendaraan (KIK). Ketika berunjuk rasa, mahasiswa mengeluhkan biaya kuliah yang terus naik, hotel dibangun, pedagang kaki lima digusur, dan tarif parkir yang segera diberlakukan dengan kebijakan KIK pada 2011.
Mahasiswa juga mengeluhkan tidak adanya transparansi dan akuntabilitas tentang penggunaan dana parkir. Menurut Wisnu, tidak ada korelasi antara penarikan tarif parkir dan keamanan kampus. Selanjutnya, mahasiswa menuntut pencabutan surat keputusan rektor tentang pemberlakuan KIK, menolak segala bentuk komersialisasi kampus, dan meminta pelibatan mahasiswa dalam pembuatan kebijakan kampus.

Angka pencurian
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UGM Haryanto menyatakan, KIK diberlakukan berbayar pada 2011 setelah mengevaluasi pelaksanaan KIK yang masih digratiskan pada 2010. Menurutnya, KIK berfungsi menurunkan angka pencurian, bukan mencari sumber pendapatan baru. Apalagi Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan UGM lebih besar daripada APBD DIY dengan anggaran Rp 2 triliun per tahun. "Pada 2011, kami akan mewacanakan pelarangan bagi mahasiswa membawa kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor di lingkungan kampus," kata Haryanto, yang turut menyaksikan jalannya unjuk rasa.
Dengan total mahasiswa UGM yang mencapai 50.000 orang, lingkungan kampus akan disesaki kendaraan bermotor. Untuk kebutuhan transportasi mahasiswa, UGM akan menjalin kerja sama dengan bus Trans-Jogja. Saat ini, mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran dilarang bawa mobil.
Bersamaan dengan diselenggarakannya unjuk rasa, Humas UGM mengedarkan selebaran berisi pengumuman agar mahasiswa mewaspadai selebaran gelap yang dinilai akan mengganggu proses belajar mahasiswa. Melalui pengumuman itu, mahasiswa diminta tidak mengikuti demo berdasar informasi salah.
Anggota Gertak mengaku sempat dipanggil Wakil Dekan Fakultas Ilmu Budaya dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk dimintai penjelasan terkait pelibatan mahasiswa baru dalam penandatanganan petisi penolakan KIK. "Secara psikologis, ini menjadi tekanan bagi gerakan demokrasi mahasiswa," ujar Wisnu. (WKM)

Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2010/08/31/11580166/mahasiswa.ugm.tolak.parkir.bayar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar